Pages

Film Hanung "Tanda Tanya" Diprotes Keras

Minggu

McKikan-Film terbaru sutradara bertangan dingin, Hanung Bramantyo yang diberi judul ‘?’ (tanda tanya) resmi diputar di seluruh bioskop Indonesia, Kamis (07/04) kemarin. Baru sehari diluncurkan, film ini menuai protes keras dari warga NU dan GP Ansor.
Film yang dibintangi Revalina S Temat, Reza Rahadian, Agus Kuncoro dan nama besar lainnya ini menceritakan tentang sebuah perbedaan agama dan suku yang biasa terjadi di sekitar kita. Cerita film ini sebenarnya ringan karena mengangkat dari kehidupan yang tak jauh dari kita, sebuah perbedaan dan pentingnya toleransi.
Namun, film itu menuai protes warga Nahdliyin. Yang dipermasalahkan adalah karakter Soleh yang diperankan oleh Reza Rahadian. Dalam film diceritakan Soleh adalah seorang banser NU yang mudah cemburu dan dangkal pengetahuannya.
“Hanung sutradara top, namun pengetahuannya soal NU, terutama Banser, saya nilai nol besar. Terbukti sosok Banser yang dimunculkan sebagai tokoh sentral dalam filmnya justru mendiskreditkan Banser,” kata Sekretaris Satkorcab Banser Kota Surabaya, M Hasyim As’ari, Rabu (05/04) kemarin.
”Mestinya, Hanung konfirmasi kepada tokoh-tokoh Banser sebelum membuat skenario sehingga tidak membuat ketersinggungan,” sarannya.
Sebelumnya, Ketua PP GP Ansor, Nusron Wahid, juga tidak sepakat dengan isi film Tanda Tanya karya Hanung yang cenderung mendiskreditkan Banser di mata umum.
”Masa ada Banser digambarkan suka mengamuk dan menganggap Banser adalah pekerjaan. Ini, kan, tidak benar. Banser itu pengabdian sebab tidak digaji,” ujar Nusron.
Bahkan, Majelis Ulama Indonesia (MUI) juga menilai film ini menyebarkan faham Pluralisme Agama yang telah difatwa haram.
Penyebaran faham Pluralisme ini telah dicermati oleh KH Cholil Ridwan, Ketua MUI Pusat Bidang Budaya, usai menyaksikan film itu Rabu malam (06/04) di Jakarta.  “Film ini jelas menyebarkan faham Pluralisme Agama yang telah difatwakan sebagai faham yang salah dan haram bagi umat Islam untuk memeluknya,” ujar Cholil seperti yang tertulis di voa-islam.com, Kamis (07/04) kemarin.
Indikasi faham pluralisme ini, jelas Cholil, terlihat dalam narasi di bagian awal, “Semua jalan setapak itu berbeda-beda, namun menuju ke arah yang sama: mencari satu hal yang sama dengan satu tujuan yang sama, yaitu Tuhan.Sumber
Related Posts Plugin for WordPress, Blogger...

0 comments: